Sejarah perang Khandaq
Kamis, Juli 21, 2016
Add Comment
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit yang merupakan bagian dari perang antara umat Muslim melawan Quraysh ini terjadi pada Maret hingga April di abat ke enam. Pertempuran Konfederasi ini merupakan sebuah gempuran dua minggu terhadap Yathrib yang sekarang menjadi Madinah oleh bangsa Arab dan Yahudi. Kekuatan pihak konfederasi sebagai pihak penyerang adalah 10.000 pasukan dengan 6.000 tentara berkuda dan beberapa pasukan unta, sementara tentara pertahanan yang ada di Madinah hanya berjumlah 3.000 orang. Pertempuran al-Ahzabini ini sendiri merupakan perang kecerdasan yang berhasil dimenangkan oleh kaum Muslim yang berhasil mengalahkan musuh mereka secara taktis dengan hanya mengalami sedikit korban. Perang ini tercatat dalam al-Qur’an, yaitu pada surat al-Ahzab (surat ke-33) ayat 9 hingga 27.
Alasan Sejarah Dibalik Terjadinya perang Khandaq
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit – sudah menebar bibitnya ketika
pengusiran umat Muslim dari Mekkah. Setelah pengusiran ini, beberapa
kali umat Muslim maju ke dalam pertempuran melawan kaum Quraysh dari
Mekkah seperti misalnya dalam perang Badar tahun 624 dan perang Uhud
pada tahun 625. Meskipun dalam perang Uhud umat Muslim tidak menang
ataupun kalah, kekuatan militer mereka mulai berkembang secara
signifikan hingga pada bulan April tahun 626 nabi Muhammad SAW memajukan
300 pasukan dan 10 kuda untuk melawan 1.000 tentara Quraysh di Badar
untuk kedua kalinya. Meskipun tidak ada perselisihan yang terjadi, suku
pesisir Arab mulai merasa terpukau dengan kemampuan umat Muslim.
Awal mula terjadinya perang Khandaq yang mengambil namanya dari bahasa
Persia kandak – berarti “hal yang telah digali” – ini adalah untuk
menlindungi kota Madinah dari serangan. Serangan yang muncul melawan
tentara Madinah ialah sebuah pasukan gabungan yang berisi Bani Nadir dan
Bani Qaynuqa, dimana mereka berdua juga sudah membuat aliansi dengan
Bani Quraysh sebagai balas dendam karena pengusiran kedua kaum tersebut
yang terjadi ketika penyerangan Bani Qaynuqa dan Bani Nadir sebelumnya.
Salah satu ilmuwan Islam yang bernama Ibnu Kathir menyatakan bahwa pihak
konfederasi menyerang dikarenakan pemimpin kaum Yahudi yang merupakan
anggota Bani Nadir datang ke Mekkah untuk bertemu pemimpin Bani Quraysh
dan memaksanya untuk berperang melawan nabi Muhammad SAW.
Setelah Bani Nadir bersama Bani Qaynuqa bertemu dengan pimpinan Bani
Quraysh, konfederasi ini mulai mengumpulkan pasukan. Yang pertama
hanyalah kaum Quraysh pagan, dipimpin oleh Abu Sufyan yang berhasil
mengumpulkan 4.000 tentara kaki, 300 pasukan kavaleri kuda, dan sekitar
1.000 hingga 1.500 kavaleri unta. Sementara itu, Bani Nadir mulai
memihak kaum nomad dari Najd, dan mengajak Bani Ghatafan ke sisi mereka
dengan membayar setengah dari total hasil pertanian mereka. Perkumpulan
baru ini menyumbangkan 2.000 orang dan 300 kavaleri kuda yang dipimpin
oleh Unaina bin Hasan Fazari. Selain itu, Bani Assad setuju untuk
membantu dan dipimpin oleh Tuleha Asadi. Bani Nadir juga berhasil
membujuk Bani Sulaym bergabung dan menyumbangkan 700 pasukan. Kaum
lainnya yang tergabung adalah Bani Murra dengan 400 orang dibawah
pimpinan Hars bin Auf Murri dan Bani Shuja dengan 700 pasukan yang
dipimpin oleh Ibnu Abd Shams. Gabungan seluruh kaum-kaum ini
menghasilkan jumlah besar, yaitu 10.000, dimana jumlah ini bisa
bertambah besar kalau bukan karena beberapa pemimpin kaum tersebut
merasa kasihan dengan Islam.
Keputusan Nabi Muhammad SAW yang Mempengaruhi Perang Khandaq
Berita tentang penyerangan yang akan menuju kepada sejarah perang
Khandaq – Perang Parit tiba di telinga nabi Muhammad SAW setelah empat
hari, yaitu disampaikan oleh orang-orang dari Bani Khuza’a. Mendengar
kabar tersebut, nabi Muhammad SAW mengumpulkan orang-orang Madiah untuk
mendiskusikan strategi yang paling tepat untuk menghalau musuh-musuh
ini. Taktik-taktik yang diajukan oleh masyarakat Madinah di antara lain
adalah langsung menghalau musuh mereka (sebuah taktik yang berhasil
memenangkan perang Badar), dan menunggu hingga musuh ada di dalam kota
(pelajaran yang mereka ambil menyusul kekalahan perang Uhud) meski
akhirnya kaum Muslim yang kalah jumlah memutuskan untuk melakukan
pertempuran dengan taktik bertahan yaitu dengan menggali parit yang
berguna sebagai penghalang jika musuh tiba.
Metode penggalian parit yang mereka pelajari ketika Salman yang berasal
dari Persia memperkenalkannya ini membuat seluruh Muslim di Madinah
termasuk nabi Muhammad SAW bekerja keras untuk menggali parit besar
dalam waktu 6 hari. Parit ini hanya mereka gali di bagian utara,
mengingat Madinah sendiri merupakan sebuah kota yang dikelilingi oleh
pegunungan berbatu dan pohon, membuatnya tidak dapat ditembus oleh
tentara dengan ukuran besar terutama kavaleri. Penggalian parit ini juga
kebetulan bersamaan dengan masa paceklik di Madinah, sehingga wanita
dan anak-anak dipindahkan ke bagian dalam kota.
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit – dimulai pada 31 Maret 627,
dimanapada saat itu metode penyerangan besar-besaran bukanlah hal biasa
dalam dunia perang Arab. Karena hal itu juga, pasukan konfederasi sangat
tidak siap ketika mereka dihadapi dengan parit yang digali oleh umat
Muslim. Pihak konfederasi berusaha melewati parit dengan kuda, dan tetap
gagal. Akhirnya, dua hingga tiga minggu hanya berbalas-balasan umpatan,
disusul dengan pelepasan anak panah dari kejauhan. Meski begitu, hal
ini tidak berlangsung lama karena pihak konfederasi mulai kehabisan
makanan dan akal.
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit berakhir dengan mundurnya pihak
konfederasi. Kekalahan pihak penyerang ini kemudian disusul dengan
penyerangan kepada Bani Qurayza sebagai bayaran akan pengkhianatan
mereka karena sempat bergabung dengan pasukan konfederasi. Setelah 25
hari penyerangan, pasukan Bani Qurayza menyerah dan umat Muslim
mengambil alih persediaan mereka. Sa’ad bin Mu’adh kemudian dipilih oleh
nabi Muhammad SAW sebagai penengah dan pemutus hukuman yang akan
diterima oleh Banu Qurayza.
0 Response to "Sejarah perang Khandaq"
Posting Komentar